1.1 Pengantar
Hubungan(relationship), antara elemen himpunan dengan elemen himpunan
lainnya sering dijumpai pada banyak masalah. Misalnya hubungan antara mahasiswa
dengan mata kuliah yang diambil, hubungan antara bilangan genap dan bilangan
yang habis dibagi 2 dan sebagainya. Di dalam bidang ilmu komputer, dapat
dicontohkan hubungan antara program komputer dengan peubah yang digunakan,
hubungan antara bahasa pemrograman dengan pernyataan (statement) yang sah,
hubungan antara plaintext dan chipertext pada bidang kriptografi dan
sebagainya (Munir,2001).
Hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lain dinyatakan
dengan struktur yang disebut relasi.
1.2 Relasi&Product
Cartesian
Definisi 1.1
: untuk setiap himpunan A,B £, Perkalian kartesian (Cartesian Product) dari himpunan A
dan B adalah A x B dimana {(a,b)| a A, bB}
Dapat dikatakan
bahwa elemen-elemen dari AxB
merupakan himpunan pasangan berurutan (order
pairs). Untuk (a,b) dan (c,d) AxB maka (a,b) = (c,d) jika dan hanya jika a = c
dan b = d .
Definisi 1.2 :
Relasi biner R antara AxB adalah himpunan bagian dari AxB. Dinotasikan sebagai
R(AxB).
Jika (a,b) R, digunakan notasi aRb yang artinya a dihubungkan dengan
b oleh R, dan jika (a,b) R, maka digunakan notasi ab yang artinya a tidak dihubungkan dengan b oleh relasi R.
Himpunan A
disebut daerah asal (domain) dari R dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.
Jika A,B adalah
himpunan berhingga maka perkalian AxB
menghasilkan himpunan pasangan terurut
yang jumlah anggotanya adalah |A|.|B| .
Definisi 1.3 : Relasi pada himpunan A adalah
relasi dari AxA
Dengan kata lain
relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari AxA
Contoh-contoh :
1.
Misalkan A={Amir,Budi,Cecep} adalah himpunan nama
mahasiswa dan B={INF0421,INF0422,INF0423,INF0424} adalah himpunan kode matkul
di Manajemen Informatika, berapa jumlah anggota yang terbentuk dari AxB?
2.
Misalkan P={2,4,8,9,15} dan Q={2,3,4}. Jika
didefinisikan relasi R dari P ke Q dengan (p,q)R jika p habis dibagi q , bagaimana bentuk relasinya?
3.
Tentukan x,y,z jika (2x,x+y,x-y-2z) = (4,-1,3)
4.
Anggap A={1,2}. Tentukan a. A2 dan b. A3
5.
Misalkan A={1,2} dan B = {a,b}. Tunjukkan apakah
pernyataan dibawah ini sama dengan AxB
?
a. E=[{1,a},{1,b},{2,a},{2,b}] c.
G=[(1,a),(1,b),(2,a),(b,2)]
b. F=[{a,1}{a,2}{b,1}{b,2}] d.
H=[(1,a), (2,a), (1,b), (2,b)]
6.
Diberikan A={1,2},B={x,y,z} dan C={3,4}. Tentukan AxBxC dan n(AxBxC)
1.3 Representasi Relasi
Selain dengan himpunan pasangan terurut, ada banyak cara untuk
merepresentasikan relasi biner. Disini hanya disajikan tiga cara yang lazim
yaitu, table, matriks dan graf berarah.
Representasi relasi dengan table
Jika relasi direpresentasikan dengan table, maka kolom pertama table
menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil
Sebagai contoh :
Table 1.3
A
|
B
|
Amir
|
INF0422
|
Amir
|
INF0421
|
Budi
|
INF0221
|
Budi
|
INF0422
|
Cecep
|
INF0421
|
Representasi relasi dengan matriks
Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2,
. . .,am} dan B = {b1, b2, . . .,bn},
relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij]
Yang dalam hal ini
Dengan kata lain, elemen matriks pada posisi (i,j) bern ilai 1 jika ai dihubungkan dengan bj
dan bern ilai 0
jika ai tidak dihubungkan dengan bj.
Relasi R pada table 1.3 dapat dinyatakan dengan
matriks
yang dalam hal ini, a1 = Amir, a2
= Budi, a3 = Cecep, dan b1 = INF0221
Representasi relasi dengan graf berarah
Representasi
dengan graph berarah (directed graph atau digraph) merupakan representasi
relasi secara grafis (graph akan dibahas pada bab tersendiri). Tiap elemen himpunan
dinyatakan dengan sebuah titik (simpul atau vertek), dan tiap pasangan
berurutan dinyatakan dengan busur atau (arc)
yang arahnya ditunjukkan dengan sebuah panah. Dengan kata lain, jika (a,b) R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul
a disebut simpul asal (initial vertek) dan simpul b disebut simpul tujuan
(terminal vertek).
Pasangan terurut
(a,a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam
ini disebut gelang atau kalang (loop). Sebagai contoh misalnya R = {(a,a),(a,b),(b,a),(b,c),(b,d),
(c,a),(c,d),(d,b)}adalah relasi pada himpunan {a,b,c,d}. R direpresentasikan
dengan graf berarah pada gambar berikut :
Sifat-sifat dari relasi biner
- Refleksif (reflexive)
Relasi R pada himpunan A
disebut refleksif jika (a,a) R untuk setiap a A
Contoh 1:
Misalkan A = {1,2,3,4},
dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka
a.
R = {(1,1),(1,3),(2,1),(2,2),(3,3),(4,2),(4,3),(4,4)} bersifat refleksif
karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a,a), yaitu (1,1),(2,2),(3,3),dan
(4,4).
b.
R
= {(1,1),(2,2),(2,3),(4,2),(4,3),(4,4)} tidak bersifat reflektif karena (3,3) R
Contoh 2 :
Relasi ”habis dibagi” pada
himpunan bilangan bulat positif bersifat refleksif karena setiap bilangan bulat
positif habis dibagi dengan dirinya sendiri, sehingga (a,a) R untuk setiap a A.
Ditinjau dari representasi
relasi, relasi bersifat refleksif mempunyai matriks yang elemen diagonal
utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i = 1,2,...,n
Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat
refleksif dicirikan dengan adanya gelang pada setiap simpulnya.
- Setangkup (symmetric)
Relasi R pada himpunan A
disebut setangkup jika untuk semua a,b A, jika (a,b) R, maka
(b,a) R. Sebaliknya, R disebut tak
setangkup(antisymmetric) jika untuk a,b A, jika
(a,b) R dan ab maka (b,a) R
Contoh 1:
Misalkan A={1,2,3,4} dan
relasi R dibawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka,
a. R = {(1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(2,4),(4,2),(4,4)}
bersifat setangkup karena jika (a,b) R maka (b,a) juga R, disini (1,2) dan (2,1) R, begitu juga (2,4) dan (4,2) R
b. R = {(1,1),(2,3),(2,4),(4,2)}tidak
bersifat setangkup karena (3,2) R
Contoh 2 :
Relasi ”habis dibagi” pada
himpunan bilangan bulat positif tidak
bersifat setangkup karena jika a habis dibagi b , b tidak habis dibagi a,
kecuali jika a=b. Sebagai contoh, 2 habis membagi 1 tetapi 1 tidak habis
membagi 2, karena itu (a,b) R tetapi (b,a)
R
Ditinjau dari representasi
relasi, relasi yang bersifat setangkup mempunyai matriks yang elemen-elemen
dibawah diagonal utama merupakan pencerminan dari elemen-elemen diatas diagonal
utama, atau mij = mji, untuk i = 1,2,...,n
1
0
1
0
Sedangkan graf berarah dari
relasi yang bersifat setangkup dicirikan oleh: jika ada busur dari a ke
b, maka juga ada busur dari b ke a.
3. Menghantar (transitif)
Relasi R pada himpunan A
disebut menghantar bilamana (a,b) R dan (b,c) R, maka (a,c) R, untuk a, b, c A.
Contoh 2.8.
Misalkan A = { 1, 2, 3, 4 }, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka
a.
R = { (2,1), (3,1), (3,2), (4,1), (4,2), (4,3)
}bersifat menghantar. Lihat pada table berikut :
Pasangan berbentuk
(a,b) (b,c) (a,c)
(3,2) (2,1) (3,1)
(4,2) (2,1) (4,1)
(4,3) (3,1) (4,1)
(4,3) (3,2) (4,2)
b. R = { (1,1), (2,3), (2,4), (4,2) } maka tidak
bersifat menghantar karena (2,4) dan (4,2) R, tetapi (2,2) R, begitu juga (4,2) dan (2,3) R, tetapi (4,3) R.
Contoh 2.9.
Relasi “habis dibagi” pada himpunan bilangan bulat positif bersifat
menghantar. Misalkan bahwa a habis membagi b dan b habis membagi c. maka
terdapat bilangan positif m dan n sedemikian sehingga a = mb dan b = nc. Disini
a = mnc, sehingga a habis membagi c. jadi, relasi “habis membagi” bersifat
menghantar.
Ditinjau dari representasi relasi, relasi yang bersifat menghantar tidak
mempunyai ciri khusus pada matriks representasinya. Tetapi sifat menghantar
pada graf berarah ditunjukan oleh: jika ada busur dari a ke b dan dari b ke c,
maka juga terdapat busur berarah dari a ke c.
2.4
Mengkombinasikan
Relasi
Karena relasi biner merupakan himpunan pasangan terurut, maka operasi himpunan
seperti irisan, gabungan, selisih dan beda setangkup antara dua relasi atau
lebih juga berlaku. Hasil operasi tersebut juga berupa relasi. Dengan kata
lain, jika R1 dan R2 masing – masing adalah relasi dari
himpunan A ke himpunan B, maka R1 R2 , R1 R2 , R1 - R2, R1
R2 juga adalah relasi dari A ke B.
Contoh 2.10.
Misalkan A = { a, b, c } dan B = { a, b, c, d }. Relasi R1 = {
(a,a), (b,b), (c,c), dan relasi R2 = { (a,a), (a,b), (a,c), (a,d) }
adalah relasi dari A ke B. kita dapat mengkombinasikan ke dua buah relasi
tersebut untuk memperoleh
R1 R2 =
{ (a,a) }
R1 R2 =
{ (a,a), (b,b), (c,c), (a,b), (a,c), (a,d) }
R1 - R2 =
{ (b,b), (c,c) }
R2 – R1 =
{
(a,b), (a,c), (a,d) }
R1 R2 =
{ (b,b), (c,c), (a,b), (a,c), (a,d) }
Jika relasi R1 dan R2 masing – masing dinyatakan
dengan matriks MR1 dan MR2, maka matriks yang menyatakan
gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah
MR1R2 = MR1R2 dan MR1R2 = MR1R2
Yang dalam hal ini, operator “” berarti “atau” dan “” berarti “dan”.
Contoh 2.11.
Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A
dinyatakan oleh matriks
dan
Maka matriks yang menyatakan MR1R2 dan MR1R2 adalah
2.5
Komposisi Relasi
Cara lain mengkombinasikan relasi adalah mengkomposisikan dua buah relasi
atau lebih. Komposisi relasi analog dengan komposisi fungsi.
Definisi 2.3.
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah
relasi dari himpunan B ke himpunan C. komposisi R dan S, dinotasikan dengan R o
S, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh
R o S = { (a,c)}│ a A, c C, dan untuk beberapa b B, (a,b) R dan (b,c) S }
Contoh 2.12.
Misalkan R = { (1,2), (1,6), (2,4), (3,4), (3,6), (3,8) } adalah relasi
dari himpunan { 1, 2, 3 } ke himpunan { 2, 4, 6, 8 } dan S = { (2,u), (4,s),
(4,t), (6,t), (8,u) } adalah relasi dari { 2, 4, 6 } ke himpunan { s, t, u }.
Maka komposisi relasi R dan S adalah R o S = { (1,u), (1,t), (2,s), (2,t), (3,s),
(3,t), (3,u) }
Jika relasi R1 dan R2 masing – masing dinyatakan
dengan matriks MR1 dan M R2, maka matriks yang menyatakan
komposisi dari kedua relasi tersebut adalah
MR1 o R2 = MR1 . MR2
Yang dalam hal ini operator “.” Sama seperti pada perkalian matriks
biasa, tetapi dengan mengganti tanda kali dengan “” dan tanda tambah dengan “”.
Contoh 2.13.
Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A
dinyatakan oleh metrics
dan
Maka matriks yang menyatakan R1 o R2 adalah
2.6
Relasi n-ary
Relasi biner hanya menghubungkan antara dua buah himpunan. Relasi yang
lebih umum menghubungkan lebih dari dua buah himpunan. Relasi tersebut
dinamakan relasi n-ary (baca: ener). Jika n =
2, maka relasinya dinamakan relasi biner (bi = 2). Relasi n-ary
mempunyai terapan penting didalam basisdata.
Definisi 2.4.
Misalkan A1, A2, ….An adalah himpunan.
Relasi n-ary R pada himpunan – himpunan tersebut adalah himpunan bagian dari A1
x A2 x … x An, atau dengan rotasi R A1 x, A2
x, ….x An. himpunan A1, A2, ….An disebut
daerah asal relasi dan n disebut derajat.
Contoh 2.14.
Misalkan
NIM = { 13598011,
13598014, 13598015, 13598019, 13598021, 13598025 }
Nama = { Amir, Santi,
Irwan, Ahmad, Cecep, Hamdan }
MatKul = { Matematika
Diskrit, Algoritma, Struktur Data, Arsitektur Komputer }
Nilai = { A, B, C, D,
E }
Berturut – turut adalh himpunan Nomor Induk Mahasiswa, himpunan nama –
nama mahasiswa, himpunan nama – nama mata kuliah, dan himpunan nilai mata
kuliah. Relasi MHS yang terdiri dari 4-tupel (NIM, Nama, MatKul, Nilai)
mempresentasikan hubungan antara nomor induk mahasiswa, namanya, mata kuliah
yang diakbilnya, dan nilai mata kuliah. Satu contoh relasi yang bernam MHS
adalah
MHS = { 13598011, Amir, Matematika Diskrit, A },
{ 13598011, Amir, Arsitektur Komputer, B },
{ 13598014, Santi, Arsitektur Komputer, D },
{ 13598015, Irwan, Algoritma, C },
{ 13598015, Irwan, Struktur Data, C },
{ 13598015, Irwan, Arsitektur Komputer, B },
{ 13598019, Ahmad, Algoritma, E },
{ 13598021, Cecep, Algoritma, A },
{ 13598021, Cecep, Arsitektur Komputer, B },
{ 13598025, Hamdan, Matematika Diskrit,
B },
{ 13598025, Hamdan, Algoritma, A, B },
{ 13598025, Hamdan, Struktur Data, C },
{ 13598025, Hamdan, Arsitektur Komputer, B }
Relasi MHS di atas juga dapat ditulis dalam bentuk table 2.4.
Table 2.4
NIM
|
Nama
|
MatKul
|
Nilai
|
13598011
13598011
13598014
13598015
13598015
13598015
13598019
13598021
13598021
13598025
13598025
13598025
13598025
|
Amir
Amir
Santi
Irwan
Irwan
Irwan
Ahmad
Cecep
Cecep
Hamdan
Hamdan
Hamdan
Hamdan
|
Matematika
Diskrit
Arsitektur
Komputer
Arsitektur
Komputer
Algoritma
Struktur Data
Arsitektur
Komputer
Algoritma
Algoritma
Arsitektur
Komputer
Matematika
Diskrit
Algoritma
Struktur Data
Arsitektur
Komputer
|
A
B
D
C
C
B
E
A
B
B
A
C
B
|
Basisdata (database) adalah
kumpulan table. Salah satu model basisdata adalah model basisdata relasional
(relation database). Pada basisdata relasional, satu tabel menyatakan satu
relasi. Setiap kolom pada tabel disebut atribut. Daerah asal dari atribut
adalah himpunan tempat semua anggota atribut tersebut berada. Setiap tabel pada
basisdata diimplementasikan secara fisik sebagai sebuah file. Suatu baris data
pada tabel menyatakan sebuah record, dan setiap atribut menyatakan sebuah file.
Dengan kata lain, secara fisik basisdata adalah kumpulan file, sedangkan file
adalah kumpulan record, setiap record terdiri atas sejumlah field.
Teori basisdata didasarkan pada konsep relasi n-ary. Pembahasan teori
basisdata harus dilepas pada implementasi fisiknya.
Atribut khusus pada tabel yang mengidentifikasikan secara unik elemen
relasi disebut kunci (key). Pada contoh 2.4 di atas, NIM merupakan kunci.
Atribut nama bukan atribut kunci karena orang yang berbeda mungkin mempunyai
nama yang sama.
Operasi yang dilakukan terhadap basisdata dilakukan dengan perintah
pertanyaan yang disebut perintah query. Satu contoh query misalnya,
“tampilkan semua mahasiswa yang mengambil mata kuliah matematika diskrit”
“tampilkan daftar nilai mahasiswa dengan NIM = 13598015”
“tampilkan daftar mahasiswa yang terdiri atas NIM dan mata kuliah yang
diambil”
Pada hakekatnya, query terhadap basisdata relasion dapat dinyatakan
secara abstrak dengan oprasi pada relasi n-ary. Ada beberapa operasi yang dapat digunakan,
diantaranya adalah seleksi, proyeksi, dan join.
Seleksi
Opreasi seleksi memilih baris tertentu dari suatu tabel yang memenuhi
persyaratan tertentu.
Operasi:
Contoh 2.15.
Misalkan untuk relasi MHS kita ingin menampilkan daftar mahasiswa yang
mengambil mata kuliah matematika diskrit. Operasi seleksinya adalah
MatKul = “matematika diskrit” (MHS)
Yang menghasilkan tupel.
(13598011, Amir Matematika Diskrit, A) (13598025, Hamdan, Matematika
Diskrit, B).
Proyeksi
Operasi proyeksi memiliki kolom tertentu dari suatu tabel. Jika ada
beberapa baris yang sama nilainya, maka hanya diambil satu kali.
Operator:
Contoh 2.16.
Operasi proyeksi
nama, MatKul, nilai (MHS)
Menghasilkan tabel 2.5. sedangkan operasi proyeksi
NIM, Nama (MHS)
Menghasilkan tabel 2.6.
Tabel 2.5.
Nama
|
MatKul
|
Nilai
|
Amir
Amir
Santi
Irwan
Irwan
Irwan
Ahmad
Cecep
Cecep
Hamdan
Hamdan
Hamdan
Hamdan
|
Matematika
Diskrit
Arsitektur
Komputer
Algoritma
Algoritma
Struktur Data
Arsitektur
Komputer
Algoritma
Algoritma
Arsitektur
Komputer
Matematika
Diskrit
Algoritma
Struktur Data
Arsitektur
Komputer
|
A
B
D
C
C
B
E
B
B
B
A
C
B
|
Tabel 2.6.
NIM
|
Nama
|
13598011
13598014
13598015
13598019
13598021
13598025
|
Amir
Santi
Irwan
Ahmad
Cecep
Hamdan
|
Join
Operasi
join menggabungkan dua buah tabel menjadi satu bila kedua tabel mempunyai
atribut yang sama. Sebagai contoh, suatu tabel mengandung NIM, Nama, Jenis
Kelamin, dan tabel ini mengandung NIM, Nama, MatKul, Nilai. Gabungan keduanya
menghasilkan tabel baru yang mengandung atribut NIM, Nama, Jenis Kelamin,
MatKul, dan Nilai.
Operator:
Contoh
2.17.
Misalkan
relasi MHS 1 dinyatakan dengan tabel 2.7 dan relasi MHS 2 dinyatakan dengan
tabel 2.8. opersi join
NIM, Nam
MHS 1, MHS 2)
Menghasilkan
tabel 2.9.
Tabel 2.7
NIM
|
Nama
|
JK
|
13598001
|
Hananto
|
L
|
13598002
|
|
L
|
13598004
|
Heidi
|
W
|
13598006
|
Harman
|
L
|
13598007
|
Karim
|
L
|
Tabel 2.8
NIM
|
Nama
|
MatKul
|
Nilai
|
13598001
|
Hananto
|
Algoritma
|
A
|
13598001
|
Hananto
|
Basisdata
|
B
|
13598004
|
Heidi
|
Kalkulus I
|
B
|
13598006
|
Harman
|
Teori Bahasa
|
C
|
13598006
|
Harman
|
Agama
|
A
|
13598009
|
Junaidi
|
Statisitik
|
B
|
13598010
|
Farizka
|
Otomata
|
C
|
Tabel 2.9
NIM
|
Nama
|
JK
|
MatKul
|
Nilai
|
13598001
|
Hananto
|
L
|
Algoritma
|
A
|
13598001
|
Hananto
|
L
|
Basisdata
|
B
|
13598004
|
Heidi
|
W
|
Kalkulus I
|
B
|
13598006
|
Harman
|
L
|
Teori Bahasa
|
C
|
13598006
|
Harman
|
L
|
Agama
|
A
|
2.7 Fungsi
Fungsi
adalah jenis khusus dari relasi. Definisi fungsi adalah sebagai berikut:
Definisi 2.5
Misalkan
A dan B himpunan. Relasi biner f dari A ke B merupakan suatu fungsi jika
untuk setiap elemen a di dalam A
terdapat satu elemen tunggal b di dalam B sedemikian sehingga (a,b) Є f.
kita tulis f(a)=b. Jika f adalah fungsi dari A ke B, kita menuliskan f :
A à B yang artinya f memetakan A ke B.
Gambar 2.3 merepresentasikan fungsi dari A ke B.
Jika
f adalah fungsi dari A ke B, A disebut daerah asal (domain) dari f dan B
disebut daerah hasil ( range/codomain) dari f. Jika f(a) = b, maka b
dinamakan bayangan (image) dari a dan a dinamakan prabayangan (pre-image) dari
b.
Gambar 2.3 fungsi f memetakan A ke B
Contoh 2.18
Relasi
f = { (1,u),(2,v),(3,w) }
dari A = {1,2,3} ke B =
{u,v,w} adalah fungsi dari A ke B. Daerah asal dari f adalah A dan
daerah hasil adalah B.
Contoh 2.19.
Relasi
f = { (1,u),(2,v),(3,w)}
dari A = {1,2,3,4} ke B =
{u,v,w} bukan fungsi dari A ke B, karena daerah asal dari f{1,2,3} tidak
sama dengan B.
Contoh 2.20.
Relasi
f = {
(1,u),(2,v),(3,w) }
dari A = {1,2,3 }ke B = {u,v,w} bukan
fungsi dari A ke B, karena dipetakan ke dua buah elemen B, yaitu u dan v (
ingat definisi fungsi atas ).
Contoh 2.21.
Relasi
f
= {(1,u),(2,u),(3,v)}
Dari A = {1,2,3} ke B = {u,v,w}adalah fungsi dari A ke B,
meskipun u merupakan bayangan dari dua elemen A.
Fungsi f dikatakan satu-ke-satu
(one-to-one) atau injektif (injective) jika tidak ada dua elemen himpunan A yang memiliki bayangan sama.
Dengan kata lain, jika a dan b adalah anggota himpunan A, maka f(a) ≠ f(b)
bilamana a ≠ b. Gambar 2.4 mengilustrasikan fungsi satu-ke-satu.
Gambar 2.4 fungsi satu-ke-satu
Contoh 2.22.
Relasi
f = {(1,w),(2,u),(3,v)}
dari A = {1,2,3} ke B =
{u,v,w,x} adalah fungsi satu-ke-satu,
Relasi
f = {(1,w),(2,u),(3,v)}
dari A = {1,2,3} ke B =
{u,v,w} juga fungsi satu-ke-satu, tetapi relasi f = {(1,u),(2,u),(3,v)}
dari
A ={1,2,3} ke B = {u,v,w} bukan fungsi satu-ke-satu, karena f(1) = f(2)=u.
Fungsi
f dikatakan dipetakan pada (onto) atau surjektif (surjective)
jika setiap elemen himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen
himpunan A. Dengan kata lain, fungsi f adalah pada bila semua elemen B
merupakan daerah hasil dari f. Fungsi f disebut fungsi pada
himpunan B. Gambar 2.5 mengilustrasikan fungsi pada.
Gambar 2.5 fungsi pada
Contoh 2.23.
Relasi
f =
{(1,u),(2,u),(3,v)}
dari A = {1,2,3} ke B = {u,v,w} bukan fungsi pada, karena w tidak
termasuk ke dalam daerah hasil dari f.
Relasi
f
= {(1,w),(2,u),(3,v)}
dari A = {1,2,3} ke B = {u,v,w}merupakan fungsi pada, karena semua
elemen B termasuk ke dalam daerah hasil f.
Fungsi
f dikatakan berkoreponden satu-ke-satu atau bijektif
(bijection) jika ia satu-ke-satu dan juga fungsi pada.
Contoh 2.24.
Relasi
f = {(1,u),(2,w),(3,v)}
dari A =
{1,2,3} ke B = {u,v,w} adalah fungsi yang berkorespoden satu-ke-satu, karena f
adalah fungsi satu-ke-satu maupun fungsi pada.
Gambar 2.6
memperlihatkan perbedaan antara fungsi satu-ke-satu tetapi bukan pada, fungsi
pada tetapi bukan satu-ke-satu, bukan fungsi satu-ke-satu maupun fungsi pada,
dan bukan fungsi.
Gambar 2.6
Perbedaan empat tipe korespondensi
Jika f
adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu dari A ke B, maka kita dapat
menemukan balikan (invers) dari f. Balikan fungsi dilambangkan dengan f
-1 . misalkan a adalah anggota himpunan A dan b
adalah anggota himpunan B, maka f -1 (b) = a jika
f(a) = b.
Contoh 2.25
Relasi
f =
{(1,u),(2,w),(3,v)}
dari A =
{1,2,3} ke B = {u,v,w} adalah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu. Balikan
fungsi f adalah
f -1
= {(u,1),(w,2),(v,3)}
karena fungsi
merupakan bentuk khusus dari relasi, kita juga dapat melakukan komposisi dari
dua buah fungsi. Misalkan g adalah fungsi dari himpunan A ke himpuna B,
dan f adalah fungsi dari himpunan B ke himpuna C. Komposisi f dan
g, dinotasikan dengan f o g, adalah fungsi dari A ke C yang
didefinisikan oleh
(f o g)(a)
= f (g(a))
Contoh
2.26.
Diberikan
fungsi
g =
{(1,u),(2,u),(3,v)}
yang memetakan
A = {1,2,3} ke B {u,v,w}, dan fungsi f = {(u,y),(v,x),(w,z)}
yang memetakan
B = {u,v,w} ke C {x,y,z}. Fungsi komposisi dari A ke C adalah
f o g =
{(1,y),(2,y),(3,x)}
Soal Latihan
1. A = {2,3,4} ke B = {0,1,2,3}
yang dalam hal ini pasangan terurut (a,b) Є R jika dan hanya jika a >
b.
2. Tuliskan anggota dari relasi R
pada {1,2,3,4} yang didefinisikan oleh (x,y) Є R jika x2 ≥ y.
3. Nyatakan relasi R
={(1,2),(2,1),(3,3),(1,1),(2,2)} pada X = {1,2,3} dalam bentuk tabel, matriks,
dan graf berarah.
4. Untuk tiap relasi pada
{1,2,3,4} berikut, tentukan apakah ia refleksif, setangkup, tak-setangkup, dan
menghantar.
a) {(2,2),(2,3),(2,4),(3,2),(3,3),(3,4)}
b) {(2,4),(4,2),}
c) {(1,1),(2,2),(3,3),(4,4)}
d) {(1,3),(1,4),(2,3),(2,4),(3,1),(3,4)}
5. Tentukan apakah
relasi R pada himpunan orang bersifat refleksif, setangkup,
tak-setangkup, dan / atau menghantar, yang dalam hal ini (a,b) Є R jika
dan hanya jika
a) a lebih tinggi daripada b
b) a dan b lahir pada hari yang sama
c) a mempunyai nama pertama yang sama dengan b
6. Misalkan R
adalah relasi {(1,2),(1,3),(2,3),(2,4),(3,1)} dan S adalah relasi
{(2,1),(3,1),(3,2),(4,2),(4,2)}. Tentukan S o R dan R o S.
7. Misalkan R
= {(1,2),(2,3),(3,4)} dan S =
{(1,1),(1,2),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,2),(3,4)} adalah relasi dari {1,2,3} ke
{1,2,3,4}. Tentukan
a). R S
b). RS
c). R – S
d). S – R
e). R S
8. Misalkan R
adalah relasi pada himpunan orang yang terdiri dari pasangan (a,b) yang dalam
hal ini a adalah ayah dari b. Misalkan S adalah relasi pada himpunan
orang yang terdiri dari pasangan (a,b) yang dalam hal ini a dan b adalah
saudara kandung. Nyatakan R o S.
9. Nyatakan
pasangan terurut dari relasi pada {1,2,3} yang berkoresponden dengan matriks
berikut:
a). b).
10. Gambarkan graf
berarah dari relasi yang dinyatakan oleh matriks pada soal nomor 9.
11. Misalkan bahwa
relasi R dan S pada himpuna A dinyatakan oleh matriks
R = dan S =
Tentukan
matriks yang menyatakan
a). R S
b). R S
c). R o S
12. jika diberikan
g =
{(1,b),(2,c),(3,a)}
adalah fungsi
dari A = {1,2,3} ke B = {a,b,c,d} dan
f =
{(a,x),(b,x),(c,z),(d,w)}
adalah fungsi
dari B ke C = {w,x,y,z}, tuliskan f o
g sebagai himpunan pasangan terurut.
13. misalkan f adalah
fungsi dari X = {0,1,2,3,4,5} ke X yang didefinisikan oleh
f(x) = 4x
mod 6
Tuliskan
f sebagai himpunan pasangan terurut. Apakah f satu-ke-satu atau
pada?
Semoga bermanfaat & terima kasih :)
gambarnya ga ke reload gan
BalasHapus